- Perkembangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
Peran Indonesia dalam PBB
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau UN
(United Nations) adalah suatau lembaga internasional yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat internasional untuk memelihara keamanan dan
perdamaina di seluruh dunia.
- Latar Belakang Terbentuknya PBB
Upaya untuk menciptakan perdamaian
dan mencegah timbulnya perang yang baru sudah berulang kali diperjuangkan
oleh para tokoh perdamaian dunia. Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada saat itu cukup
berpedan aktif dalam meredakan ketegangan dunia dan menciptakan perdamaian.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selanjutnya, pada tanggal 4-11 Februari 1945, Franklin Delano Roosevelt,
Winston Churchill, dan Stalin menyelenggarakan konferensi di
Yalta, Semenanjung Krim.
- Asas, Tujuan, dan Keanggotaan PBB
Asas PBB
- Semua anggota memilki persamaan derajat dan
kedaulatan.
- Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang
sama selaku anggota.
- PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam Negara
anggota.
- Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB
sesuai dengan ketentuan Piagam PBB.
- Setiap anggota akan menyelesaikan sengketa
memlalui cara yang tidak membahayakan perdamaian dunia.
Tujuan PBB:
- Memelihara perdamaian dan keamanan Internasional.
- Mengusahakan pelaksanaan hak asasi manusia di
segala bidang.
- Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan
menegah timbulnya peperangan.
- Melaksanakan tindakan bersama terhadap Negara
yang membahayakan perdamaian dunia.
- Mewujudkan kerja sama internasional dalam
memecahkan persoalan-persoalan ekonomi, social, kebudayaan, dan
kemanusiaan.
- Memajukan hubungan persahabatan antarbangsa
berdasarkan asa-asas persamaan derajat, hak untuk menentukan nasib
sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri Negara lan.
Keanggotaan PBB:
1. Anggota asli, yaitu 50
negara yang ikut serta dalam penandatangan Piagam Perdamaian di San Fransisco,
Amerika Serikat pada tanggal 26 Juni 1945.
2. Anggota tambahan,
yaitu Negara-negara yang diterima sebagai anggota PBB dan telah memenuhi
syarat-syarat yang telah ditetapkan, serta disetujui oleh Majelis Umum PBB
Syarat keanggotaan PBB:
- Negara merdeka.
- Negara yang mencintai perdamaian.
- Negara yang sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota PBB.
- Mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.
3. Peran PBB Untuk Indonesia
- Penyelesaian Sengketa Indonesia-Belanda
- Penyelesaian Sengketa Irian Barat
- Pemberian Bantuan Di Bidang Ekonomi Dan Sosial
- Peran Indoensia Dalam PBB
- Memimpin Sidang Majelis Umum PBB
- Menugaskan Pasukan Garuda
- Perkembangan Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan
Peran Indonesia Dalam KAA
1. Latar Belakang Terbentuknya KAA
- Berdasarkan letak Geografisnya, Negara-negara di
benua Asia dan Afrika merupakan Negara bertetangga yang memiliki
sifat-sifat sama berdasarkan lingkungannya.
- Memiliki kedekatan atau rasa persaudaraan yang
kuat karena dihubungkan oleh factor keturunan, agama, dan latar belakang
sejarah.
- Memiliki persamaan nasib sebagai bangsa yang
pernah dijajah oleh bangsa Eropa
- Menghadapi berbagai masalah pasca-kemerdekaan
yang perlu diatasi secara bersama seperti masalah ekonomi, social,
perndidikan, kebudayaan, dan pembangunan.
2. Tujuan KAA
- Meningkatkan kerja sama, persahabatan, serta
hubungan antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
- Meningakatkan kerja sama dalam lapangan social,
ekonomi, dan kebudayaan antara bangsa-bangsa Asia dan Afrika
- Memecahkan Persoalan penting bagi bangsa-bangsa
Asia –Afrika secara bersama-sama , seperti menjamin kedaulatanserta
melenyapkan diskriminasi ras dan penjajahan.
- Memperbesar peranan Asia-Afrika dalam dunia
global seperti sekarang dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia.
Persiapan KAA
Konferensi Asia-Afrika diharapkan
melahirkan suatu kekuatan baru guna mengatasi berbagai permasalahan yang
dihadapkan oleh bangsa-bangsa Asia Dan Afrika.
Pengaruh KAA
1.
Berkurangnya
ketegangan dan peperangan yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan
antara RRC dengan Amerika Serikat
2.
Mulai diikutinya
politik bebas dan aktif yang dijalankan oleh Indonesia, India, Myanmar, dan Sri
Lanka yang tidak bersedia masuk Blok Uni Soviet maupun Blok Amerika Serikat
3.
Kembali bangkit dan
sadarnya bangsa-bangsa Asia dan Afrika akan potensi yang dimilikinya
4.
Diakuinya nilai-nilai
Dasasila Bandung oleh Negara-negara maju karena terbukti memiliki kemampuan
dalam meredakan ketegangan dunia
5.
Menguatnya perjuangan
bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam upaya mencapai kemerdekaanya, sehingga
lebih banyak Negara-negara Asia dan Afrika yang mencapai kemerdekaan sesudah
tahun 1955 jika dibandingkan dengan sebelum pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika
6.
Menguatnya semangat
kerja sama dan persahabatan di kalangan Negara-negara dan bangsa-bangsa
Asia-Afrika
7.
Bangkitnya semangat
kebebasan dan kemerdekaan bagi bangsa-bangsa yang belum memperoleh kemerdekaan.
8.
Menguatnya dukungan
atas perjuangan untuk mengembalikan wilayah Irian Barat yang dikuasai oleh
penjajah Belanda kepada Indonesia.
9.
Mulai dilepaskannya
daerah jajahan di Asia-Afrika yang dikuasai oleh Negara penjajah.
10.
Mulai dihapuskannya
praktik-paraktik politik diskriminasi ras oleh Negara-negara maju.
- Perkembangan Gerakan Non-Blok (GNB) dan Perna
Indonesia dalam GNB
Tujuan dan Landasan GNB
- Meredakan ketegangan atau ancaman perang dengan
cara menghindari perkitaian bersenjata yang dilakukan antara Blok Barat
dan Timur untuk menuju perdamaian dan keamanan dunia
- Berusaha memajukan pembangunan ekonomi, social,
budaya, dan politik agar tidak tertinggal dari Negara-negara maju
Pelaksanaan konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB
KTT Gerakan Non-Blok I menghasilkan
keputusan bersama atau yang lebih dikenal dengan nama “Deklarasi Beograd”.
- Menghentikan perang dingin antara Blok Barat dan
Timur agar tercipta Susana damai
- Menghimbau Amerika Serikat dan Uni Soviet agar
berdamai dan mengakhiri perang dingin
Peran Indonesia dalam GNB
Peran Indonesai dalam Gerakan Non-Blok
memiliki arti sangat penting, yaitu terbukti dari berperannya Indonesia dalam
pertemuan Lima tokoh atau negarawan pada bulan september 1961 ketika
menghindari pembukaan siding umum PBB di New York (Amerika Serikat).
- Organization of Petrolum Exporting Countries (OPEC)
OPEC (Organization of Petrolum
Exporting Countries) adalah suatu lembaga internasional yang didirikan oleh
beberapa Negara pengekspor minyak bumi.
- Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah
suatu organisasi yang dibentuk oleh beberapa Negara islam atau negara yang
mayoritas pernduduknya beragama Islam.
- Partisipasi Lembaga-Lembaga Regional dalam Kerja
Sama Internasional
Tujuan APEC:
1. Meletakkan kerangka
kerja untuk anggotanya dan menentukan kebijakan-kebijakan untuk kepentingan
anggota di masa mendatang.
2. Menentukan metode yang
praktis guna mengurangi biaya transaksi dalam arus barang dan pelayanan di
kawasan Asia Pasifik
3. Membangun kerja sama
ekonomi melalui perdagangan bebas di antara beberapa Negara anggotanya/
Tujuan ASEAN
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social,
dan perkembangan kebudayaan melalui usaha bersama bagi bangsa-bangsa di
kawasan Asia Tenggara
- Meningkatkan perdamian dan stabilitas regional
dengan cara saling menghormati tata tartib hokum masing-masing Negara
dalam hubungan antarnegara di kawasan Aisa Tenggara.
- Meningkatakan kerja sama secara aktif dan saling
membantu untuk kepentingan bersama di bidang ekonomi, social, teknologi,
dan politik
- Menyelenggarakan usaha-usaha bersama yang lebih
efektif untuk mencapai hasil yang leih baik dalam industri pertanian,
transportasi, dan komunikasi.
- Mendirikan industri dan memperluas perdagangan
termasuk perdagangan internasional
- Memelihara kerja sama dengan organisasi regional
dan internasional lainnya.
Meningkatkan kerja sama yang
saling menguntungkan dengan lembaga internasional dan regional lainnya yang
memiliki tujuan sama.
Comments
Post a Comment